Pernah kita bereksperimen untuk memberikan ‘kebebasan’ lebih kepada para karyawan produksi (programmer) untuk bekerja di rumah, atau untuk bekerja dengan jam kerja flexible.
Ada yang datang pagi, jam 7an, dan pulang jam 4an.
Ada yang datang siang, jam 11an, dan pulang jam 7an.
Dengan berkembangnya jumlah karyawan, hal ini semakin tidak produktif dan isu ini diconfirm oleh para karyawan senior sebagai hal yang harus dirubah sebelum terlambat.
Contoh, dengan adanya project manager, di mana dia harus membagi tugas di awal hari, dan memeriksa tugas di akhir hari, maka bila anak buah si project manager datang pada jam2 yg berbeda, bisa2 si project manager jam kerjanya jadi sangat panjang. Padahal bukan gara2 kerjaannya banyak, tapi karena sistem jam kerja flexible.
Selain itu, semakin banyak yg meng-abuse sistem ini di mana banyak yang datang siang, ternyata pulangnya bareng2 dengan yang datang pagi, sehingga menjatuhkan moral karyawan yg datang pagi.
Atau, yang pulangnya sore, sudah beres2 dan ngobrol2 sehingga mengganggu yang pulangnya malam.
Lama kelamaan hampir semua karyawan kerja efisiennya di bawah 8 jam, yang berimbas pada customer satisfaction dan kualitas dan moral dan deadline. Kejujuran kita juga dipertaruhkan, dimana sebagian customer membayar sesuai jumlah jam kerja, yang apabila kita sebetulnya tidak bekerja full-time, sebetulnya kita telah membohongi customer.
Sudah bbrp bulan skrg kita semua sudah datang jam 9an, kecuali ada halangan tentunya, dan kecuali beberapa karyawan dengan izin khusus (misalnya kuliah S2, dsb). Dengan menghapus sistem ‘jam kerja fleksible’, sekarang kita enjoy higher employee morale & happiness, higher productivity and quality tentunya.
Bagi karyawan sendiri, sebetulnya datang reguler ‘kantoran’ jam 9-5 lebih baik daripada ‘fleksible’. Sehabis kerja jam 5 atau 6an, bisa futsal / karaoke / dinner bersama, bisa pulang ke rumah dan memiliki waktu berharga bersama keluarga, bisa istirahat dan bersantai total, dll.