EmployeesBerkarir sebagai freelancer

Ikin WirawanDecember 12, 2009

WGS support Professional Development para karyawannya. Artinya, WGS tidak mau karyawan stay di perusahaan bila karyawan tidak bisa berkembang secara karir. Maka dari itu selama karyawan bekerja di WGS mereka dibekali oleh aset-aset berharga: technical, communication, client skills dan experience, dan portfolio.

Semua aset tersebut bisa sangat membantu advancing karir seseorang, baik itu bekerja di perusahaan lain (bahkan di luar negeri), atau bekerja sebagai freelancer. Di era interconnectedness seperti sekarang, seorang invidivu dapat dengan mudah mencari project-project yang sedang dilelang di Internet.

Intinya, WGS support professional development seorang karyawan walaupun dia memutuskan untuk tidak lagi bekerja di WGS. Tapi tentunya bila seseorang ingin bekerja terus di WGS, kita juga akan senantiasa mengakomodasi ambisinya. Bila kita bisa growing sesuai dengan rencana, maka dipastikan akan banyak ruang untuk kenaikan gaji dan jabatan, dan ruang untuk mencoba teknologi2 menarik lainnya.

Berikut adalah beberapa tips supaya seseorang karyawan menjadi super, berintegritas dan profesionalisme tinggi, dan bisa terus berkembang:

Satu. Bekerjalah di perusahaan yang bisa mengakomodasi ambisi dan mengembangkan karir Anda. Selain bos yang terbuka, ini terutama membutuhkan Anda yang proaktif. Tanyakan apa rencana perusahaan terhadap Anda, 6-12 bulan ke depan? Bila Anda seorang programmer yang sudah malas coding, dan ingin bekerja menjadi sales, tanyakan apakah bisa melamar menjadi seorang sales? Bila Anda merasa gaji Anda terlalu kecil, atau ada ketidakadilan dalam gaji, tanyakan jangan dipendam.  Bila Anda sudah bosan dengan pekerjaan Anda, tanyakan apa bisa dirotasi? Bila Anda punya ide entrepreneurial, sampaikan kepada perusahaan, bisa aja akhirnya perusahaan invest di ide Anda, kan?

Dua. Saat bekerja di sebuah perusahaan, bekerjalah sepenuh hati, jangan setengah-setengah. Apa jadinya kalau semua karyawan punya agenda sendiri-sendiri untuk kepentingan pribadi? Contoh, seorang sales perusahaan sepatu sewaktu menawarkan sepatu produksi perusahaan kepada customer, juga menawarkan sepatu buatannya sendiri.

Bukan cuma jangan mementingkan kepentingan pribadi, tapi juga sebaiknya senantiasa berusaha memberikan lebih untuk perusahaan. Misalnya, Anda punya blog pribadi, kenapa tidak ngelink atau membanggakan perusahaan di situs blog tersebut?

Tiga. Bila tau pasti (setelah berbicara terbuka dengan perusahaan), bahwa perusahaan sudah tidak bisa lagi mengakomodasi ambisi Anda, maka mungkin ini saatnya Anda pindah (atau jadi freelancer). Beritakanlah keinginan Anda resign atau jadi freelancer jauh-jauh hari sebelumnya.  Baru kemudian cari pekerjaan baru atau project freelance. Jangan cari pekerjaan dulu baru bilang mau pindah, pasti akhirnya ‘gak enakan’ sama bos. Begitu hal tersebut terjadi, palu sudah diketok, “orang ini tidak profesional”. Bandingkan dengan kalau terbuka sejak awal, bisa-bisa Anda direfer ke temen bos, atau malah diajak kongsi buka perusahaan baru, atau dibantu mendapatkan pekerjaan yang baik, who knows.

Empat. Bila Anda memilih berkarir sebagai freelancer, pikirkanlah matang-matang. Bukankah sama dengan bekerja di sebuah perusahaan, lalu kontrak habis, kemudian pindah ke perusahaan lain, dst? Kutu loncat dengan gaji lebih besar? Bila ini masalah kebebasan, apa dengan senantiasa was-was dengan ada tidaknya project, kita merasa lebih ‘bebas’ dibanding harus datang ke kantor dan kadang-kadang diomeli bos?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *