Anggap saja kita sudah cukup familiar dengan kehadiran komputer tablet dalam keseharian kita, tapi apakah kita sudah siap untuk ‘dipaksa’ menggunakannya?
Waktu makan malam tiba dan Anda tiba di sebuah restoran. Hal standar untuk dilakukan adalah sebagai berikut; panggil pelayan, minta buku menu, lalu membacakannya keras-keras atau berbicara dengan jari telunjuk yang bergerak menyusuri halaman-halaman kertas. Namun apa yang akan Anda lakukan bila setelah susah payah mendapatkan tempat duduk, dan menemukan ini di meja Anda?
Salah satu early adopter dari penggunaan iPad sebagai pengganti buku menu adalah Mundo yang menjadi pengguna MenuPad perdana di Australia tahun 2010 lalu.
Tidak hanya membuat proses pemesanan menjadi lebih cepat dan ‘bersih’, MenuPad yang digunakan Mundo pun menawarkan personalisasi pada konsumen, seperti auto-recommend a wine yang didasari pada kombinasi pesanan makanan yang dilakukan.
Salah satu fungsi utama komputer tablet adalah sebagai pengganti kertas yang lebih praktis daripada satu unit notebook, namun lebih nyaman secara visual daripada satu unit PDA/Smartphone. Fungsi itulah yang dikembangkan dan terus didorong ke level yang lebih tinggi, salah satunya oleh OTG , sebuah airport food&beverage operator asal Amerika yang berencana melakukan ekspansi besar dengan menginstal kurang lebih 7000 unit iPad di 3 bandara yang terletak di Amerika Utara, yang memiliki gerai klien OTG.
Dengan tujuan utama untuk mempermudah proses pemesanan makanan, OTG tetap mengangkat segala hal menyenangkan dari iPad, seperti permainan dan akses social media. Tidak perlu khawatir ketinggalan pesawat saat memesan makanan, pesanan dijanjikan tiba di bawah 15 menit, dan tidak lagi menunggu di antrian sambil bengong melamun sendirian.
Secara umum, kira-kira peruntukan dan manfaat dari custom apps dan iPad atau komputer tablet lain di usaha jasa layanan, khususnya area food & beverages:
Good for:
– Busy place with small / medium amount of waiter.
Efisiensi kerja, jangan biarkan konsumen menunggu tanpa ada yang melayani mereka.
– Penetrating visually tempting photos of dishes and dessert to trigger compulsive buying.
Dengan kemasan device yang cantik dan memiliki kejernihan gambar teruji, foto makanan bisa menjadi jauh lebih menarik. Tentunya, perlu keseriusan tersendiri dalam menggarap foto-foto yang akan ditampilkan di menu.
– Re-organizing those small and badly written notes from waiter to kitchen, to stockiest, back to waiter, before finally landed on the cashier’s printer, in just one “OK” click away.
Sekali lagi, efisiensi kerja, karena pembukuan harian/bulanan/mingguan akan terasa jauh lebih mudah tanpa harus mengecek ulang tulisan buruk di nota pembelian dalam jumlah banyak.
Benefit:
– Paperless, so no more dirty & flappy menu booklets.
Pastinya konsumen akan mengerti bahwa Anda terlalu sibuk mengelola bisnis dengan serius, sehingga tidak punya waktu untuk mengganti buku menu yang sudah layu, berubah warna atau bahkan luntur tidak lagi terbaca. Not.
– Fully in-sync to your needs’ settings.
Semua bisa diatur sesuai kebutuhan, apa yang ingin ditampilkan/tidak, apa yang ingin dicatat/tidak, dan mempersingkat proses untuk penyedia dan pengguna jasa.
– Fun, even more fun with internet and built-in social media platforms to use.
Konsumen suka memotret makanan mereka, berbagi di info di dunia maya, dan tidak suka menunggu. Apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi semuanya, Anda sudah tahu jawabannya.
– Interaction with waiters is optional.
Kita pasti punya pengalaman (setidaknya sekali seumur hidup) mendatangi tempat langganan,rekomendasi teman atau sekedar apes, bertemu dengan pelayan yang tidak kooperatif. Dengan tidak menggeneralisir bahwa semua pelayan dan restoran memberikan service buruk, kita ada di situ untuk makan dan minum, bukan untuk bersosialisasi dengan penyedia jasa.
Memang ini adalah sebuah investasi yang tidak murah, namun teknologi akan terus bergerak maju, dan penggunaan device portable ini pun masih terus berkembang. Di Jepang, iPad digunakan sebagai display dalam proses operasi , sedangkan di Cina, iPad dan sebuah custom application disosialisasikan oleh pemerintah kepada pemilik usaha hidangan laut sebagai buku menu mereka untuk mencegah terjadinya kecurangan dalam pemberian harga makanan. Sementara itu, MenuPad meletakkan fokusnya di easy dining experience yang mengutamakan kenyamanan dan kemewahan dalam implementasi device & software-nya. Anda punya ide lain?