Kerja di rumah sudah semakin ngetrend, terutama di luar negeri. Mungkin di Indonesia belum begitu ngetrend karena cost Internet yang masih mahal.
Tentu saja seperti semua hal lainnya, kerja di rumah ada untung ruginya. Dan terbalik dari yang mungkin dipikirkan oleh orang2, ternyata para karyawan saya hampir semuanya lebih memilih kerja di kantor daripada kerja di rumah
Alasan mereka, dan alasan saya, mengapa kerja di rumah itu tidak preferrable dan tidak encouraged, adalah sbb:
* Karyawan bila memiliki kendaraan pribadi, pergi ke kantor tidaklah makan waktu terlalu banyak
* Karyawan yang udah senior / atasan memang seharusnya ke kantor untuk membina juniornya / manage.
* Karyawan yang masih junior ya uda pasti harus datang ke kantor, untuk ditrain dsb. Masa baru kerja udah mau kerja di rumah…
* Tidak ada atasan yang mau kerja di rumah. Kalau kerja di rumah bagaimana manage karyawan yang ada di kantor dengan produktif? Bayangkan kalau CEO mau kerja di rumah…. 🙂
* Bagi perusahaan sendiri, sudah pasti karyawan yang kerja di kantor diprioritaskan untuk dipromosikan jabatannya. Yang kerja di rumah mungkin akan begitu2 saja.
* Karyawan juga tidak mau kehilangan motivasi kerja gara2 kerja di rumah terus.
* Atau terganggu oleh godaan nonton TV lah, ini lah itu lah. Soalnya saya juga pernah kerja di rumah dan walaupun sy dikategorikan org yg sangat rajin, saya ngerasa jadi malas dan ga konsen.
* Selain itu juga kurangnya interaksi dengan manusia lainnya bisa2 bikin dia semakin tidak bisa bergaul. Padahal sosialisasi adalah salah satu yg terpenting dalam dunia kerja / bisnis.
Tapi memang menurut saya perusahaan harus lebih flexible. Misalnya, kalau karyawan lagi penat / agak tidak enak badan / lagi ada hal penting lainnya (seperti mengurus anak yg sakit), maka karyawan itu bolehlah kerja di rumah.
Yang penting itu berarti yg kerja di rumah sudah dipercaya oleh atasannya, dan sebaiknya tidak menyia2kan kepercayaan itu. Misalnya, kalau di kantor kerjanya 8 jam, terus pas kerja di rumah juga harus 8 jam…