ArticlesTechnologySoftware – Buy, Build, or Rent?

Ikin WirawanApril 26, 2014

 

Pada masa sekarang, perusahaan Anda membutuhkan lebih dari sekadar Windows dan Office. Mulai dari otomatisasi proses bisnis sampai menelurkan inovasi berbasis teknologi informasi, perusahaan Anda akhirnya dihadapkan pada dua pertanyaan besar, menggunakan software mana, dan siapa vendornya? Proses pencarian ini semua bisa kami mudahkan dengan menggunakan jasa WGSHub sebagai Total IT Consulting & Solution Marketplace yang dapat mempertemukan Anda dengan solusi yang paling sesuai.

Dalam blogpost ini mari kita bahas satu persatu keunggulan 3 jenis penawaran aplikasi ini, sebagai bahan pertimbangan Anda:

  1. ‘Buy’ software license.
    Biasanya perusahaan mendelegasikan perburuan ‘software mana, vendor mana’ kepada divisi IT nya. Staf IT mencari dari Internet, bertanya pada teman, dsb. untuk akhirnya memanggil para vendor software tersebut presentasi. Terkadang, software jadi yang khusus untuk sebuah industri, perkebunan misalnya, sulit ditemukan di lokal. Sedangkan software luar, belum terbukti di lokal.

    Akhirnya, hanya proses perburuan software jadi memakan waktu berbulan-bulan.Keuntungan membeli lisensi software jadi, adalah sudah terbukti di perusahaan serupa. Walaupun notabene tidak ada waktu development, namun kemungkinan ada waktu yang dibutuhkan untuk customization, atau configuration untuk menyesuaikan dengan sebuah perusahaan. Dan di sinilah banyak implementasi software jadi gagal, karena ternyata proses bisnis yang existing lah yang dipaksa berubah mengikuti software jadi tersebut.

  2. Build atau membangun software dari nol.
    Membangun software dari nol sebetulnya bisa selalu menjadi alternatif dari perburuan software jadi / lisensi. Waktu yang dibuang untuk mencari software jadi, mengevaluasi vendor, melakukan Proof of Concept (POC) yang berbulan-bulan, bisa saja digunakan untuk membangun software dari nol, dengan waktu yang sama. Dengan harga yang relatif lebih murah daripada lisensi software jadi, resiko yang perlu diperhatikan dengan serius adalah jangka waktu pembuatan dan error di functionality (buggy).

    Dari sisi functionality, Anda perlu membuat kontrak yang jelas, functionality apa saja yang harus dikerjakan secara detail sebelum project dimulai. Dengan menginvestasikan waktu lebih banyak di awal, Anda akan menghindari konflik ke depannya dengan vendor, dan memastikan software Anda bisa dipakai 100% sesuai proses bisnis perusahaan.

  3. Rent.
    Ini merupakan konsep yang cukup baru bagi perusahaan di Indonesia. Software yang disewakan masuk dalam kategori Software as a Service (SaaS), di mana perusahaan tidak perlu mengeluarkan capital expenditure dalam membeli software, namun operational expenditure. Dari sisi keuangan, hal ini berimbas pada berkurangnya pajak penghasilan dan meningkatnya cashflow. Juga patut dicatat SaaS subscription sudah termasuk support, jadi tidak perlu lagi Anda membayar support sebesar 20% dari license seperti standarnya pada pembelian lisensi software jadi. Sebagai contoh, berikut layanan Custom Cloud ERP kami yang memiliki model SaaS.

    Hampir semua software besar sekarang sudah dapat dibeli dalam model SaaS. Bahkan sebagian SaaS ini running di cloud, sehingga bukan hanya Anda tidak perlu membeli software license, tapi juga Anda tidak perlu membeli hardware sama sekali! Contoh, pada cloud Amazon Web Services, license untuk Windows Server dan Oracle Database Anda hanya perlu membayar mulai dari beberapa sen saja per jam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp
WhatsApp